
Sebagai orang tua, Anda harus mengenali pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan banyaknya makanan instan membuat anak mudah terserang penyakit yang menghambat pertumbuhanya atau yang lebih dikenal dengan istilah anak autis.
Dari makanan dan minuman dapat menyebabkan berbagai macam gangguan pada perilaku anak. Autisme mempunyai gejala yang terlihat signifikan dan mulai terlihat pada usia dini. Gejala yang terjadi sangat bervariasi, salah satunya gerakan anak yang tidak dapat dikendalikan.
Pengertian Autisme
Autis merupakan gangguan mental yang dialami oleh seorang anak dengan ditandai kesulitan dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Gangguan tersebut berkembang seiring dengan pertumbuhan usia anak, sehingga menghambat proses tumbuh kembang anak di usia dini.
Sebagian orang menganggap gangguan ini sebagai faktor genetik. Namun, faktor lain yang menyebabkan gangguan tersebut adalah konsumsi obat, kesalahan dalam asuh anak, sakit berkelanjutan, demam panjang, dan faktor konsumsi makanan yang tidak sehat.1
Ciri gejala autis dapat dikenali sejak dini pada anak-anak. Terutama ketika anak memasuki usia 3 sampai 8 tahun. Gejala yang terjadi dapat terlihat dengan jelas melalui perubahan tingkah laku dan kepribadian sang anak. Berikut 10 ciri anak yang menderita autisme.
1. Sulit bersosialisasi
Anak yang menderita autis akan sulit berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Anak tersebut sering menjauh dari orang lain dan enggan untuk bermain dengan teman-temanya. Hal tersebut karena penderita autis lebih mudah tersinggung dan emosi.
2. Tidak berempati
Anak yang menderita autis cenderung tidak peduli dengan sekitar. Sehingga ia akan senang menyendiri dan tidak mempunyai rasa simpati dan empati kepadan orang lain. Jika ia merasa terganggu, emosinya akan mudah meluap dan mereka tidak suka diganggu.
3. Speech delay
Speech delay merupakan istilah lain dari keterlambatan bicara pada anak. Keterlambatan bicara atau berkomunikasi tersebut menyebabkan anak mudah tersinggung. Hal tersebut terjadi karena terdapat gangguan pada otot anak yang menyerang saraf motorik.
4. Tidak suka disentuh
Penderita autis mempunyai rasa sensitif yang tinggi. Sehingga ia tidak suka disentuh dan benci dengan sentuhan dengan orang lain. Sehingga anak yang menderita autis mempunyai batasan yang jelas dengan dunia luar yang tidak boleh dilewati dengan sembarangan.
5. Sulit kontak mata
Anak yang menunjunkan gejala sulit melakukan kontak mata kemungkinan mengalami autisme. Kontak mata adalah indikasi untuk menerka apakah terdapat gangguan mental atau tidak pada anak. Ketika berbicara, penderita autis sulit untuk memandang lawan bicara.
6. Tidak respon ketika dipanggil
Pada penderita autis, mereka sulit merespon jika ada yang memanggil nama mereka. Tidak seperti anak pada umumnya yang memberikan respon ketika dipanggil namanya. Namun, hal tersebut tidak berguna bagi anak yang menderita autisme.
7. Cerebral palsy
Cerebral palsy merupakan gangguan gerakan, otot, dan postur tubuh anak. CP menyebabkan gangguan gerakan yang berkaitan dengan refleks secara berlebihan atau kekakuan. Gerakan tubuh yang tak terkendali, Susah saat berjalan, dan gejala lainya.
8. Perkembangan tidak seimbang
Bagi yang menderita autisme mempunyai perkembangan yang tidak seimbang. Karena sistem motorik anak yang terganggu sehingga otak tidak bisa berkembang dengan baik dan menyebabkan pertumbuhan tubuh mereka yang terlambat.
9. Epilepsi
Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat yang diakibatkan karena aktivitas tidak normal. Gejala yang timbul yaitu kejang dan perilaku yang tidak biasa atau hilang kesadaran. Hal tersebut terjadi karena ketidakseimbangan zat kimia dalam otak anak.
10. Melakukan tindakan berulang-ulang
Anak penderita autis selalu melakukan tindakan yang berulang-ulang. Anak sering meloncat-loncat, dan melakukan apapun yang diinginkanya terus menerus, dengan frekuensi yang sangat tinggi. Mereka cenderung sangat hiperaktif dan tidak bisa dikendalikan.